JURNALPOSMEDIA – Kemacetan yang kerap dirasakan oleh mahasiswa kampus 1 UIN Bandung kini menjadi masalah yang belum juga terselesaikan. Pasalnya, kemacetan ini tidak hanya berdampak bagi mahasiswa melainkan bagi warga sekitar kampus.
Banyaknya mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi serta lahan parkir yang terbatas menjadi penyebab kemacetan di area kampus dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya motor yang terparkir di pinggir trotoar yang membentang sepanjang jalan menuju gedung perkuliahan tampak menghambat pengendara untuk lewat.
Salah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Rahmat Nurdin mengungkapkan keluhannya mengenai kesulitan mencari lahan parkir di kampus 1 UIN Bandung.
“Sekarang susah mencari lahan buat parkir. Ketika sudah dapat, susah untuk keluar karena ke tutup motor lain,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Jurnalposmedia, Selasa (26/9/2023).
Sementara Salva Ivanka, mahasiswa jurusan Sastra Inggris mengutarakan pendapatnya bahwa sulitnya parkir kemungkinan disebabkan oleh lahan yang sempit atau mahasiswa yang terlalu banyak. Maka dari itu, akan lebih baik jika ada area khusus untuk parkir agar mahasiswa tidak kesulitan ketika memarkirkan kendaraannya.
Menanggapi hal tersebut, satpam UIN Bandung, Ahmad S mengatakan lahan untuk parkir sudah disediakan oleh pihak kampus di beberapa titik, seperti di belakang Anwar Musaddad dan di samping gor. Namun, mahasiswa tidak ada yang memarkir di area tersebut dengan alasan jauh dari gedung kuliah.
Ahmad kembali menambahkan banyaknya yang memarkir di pinggir trotoar jelas menghambat pengendara lain untuk lewat, hal tersebut terkadang membuat dirinya kesal.
“Saya juga melihat yang parkir di pinggir jalan tuh sebenarnya kesel, apalagi ada kunci yang masih mengantung. Namun, Alhamdulillah tidak pernah ada yang kehilangan. Tapi beberapa kali ada yang mengeluh soal kehilangan helm,” tuturnya.
Adapun beberapa mahasiswa yang parkir di area jalanan beralasan mengikuti mahasiswa lain yang juga parkir di tempat tersebut. Sering kali dia menegur mahasiswa agar tidak memarkir di sembarang tempat, tetapi masih banyak mahasiswa yang acuh tak acuh dengan tegurannya.
Pelaksana Bagian Umum, Muslihin juga menjelaskan pihak kampus sudah menyediakan lahan di beberapa titik, seperti di samping Gedung Abjan Soelaeman, lapang basket dan lapang voli, belakang Gedung Psikologi, di antara masjid dan Gedung Language Center (LC), belakang Student Centre (SC), serta di belakang gor.
Namun, karena Kurangnya kesadaran mahasiswa akan pentingnya bahu jalan, ketika ada hal-hal yang bersifat urgensi seperti ambulans menjadi terhambat akibat banyaknya motor yang terparkir di bahu jalan.
“Jangan menganggap terlambat masuk kelas akibat sulitnya mencari lahan parkir, karena saya rasa beberapa kali survei ke lahan parkir di belakang tidak digunakan untuk parkir. Seharusnya ada kesadaran dari mahasiswa untuk menyiasati hal seperti itu, misalkan berangkat 15-30 menit sebelum perkuliahan,” jelasnya.
Menurutnya, pihak kampus juga sudah memiliki kebijakan seperti memasang rambu dilarang parkir. Tetapi, masih saja banyak mahasiswa yang tidak mematuhi dengan berbagai macam alasan.
Kembali kepada kesadaran masing-masing ketika dirasa jarak tidak terlalu jauh dari kampus sebaiknya tidak membawa kendaraan. Selain meminimalisir terjadinya kepadatan, juga mengoptimalkan lahan yang masih bisa digunakan agar tidak menghabiskan biaya.