Thu, 23 January 2025

Nonton Bareng dan Diskusi Film “A Taxi Driver”

Reporter: Fakhir Rizqi Mulyandani | Redaktur: Reta Amaliyah Shafitri | Dibaca 655 kali

Sat, 31 March 2018
Sejumlah peserta mengikuti kegiatan Nonton Bareng dan Diskusi Film "A Taxi Driver" di Aula Lantai 1 Gedung Student Center, UIN Bandung, Sabtu (31/03/2018). (Fakhir Rizqi Mulyandani/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM–Komunitas diskusi Angst Circle UIN Bandung gelar nonton bareng dan diskusi film di Aula Lantai 1 Gedung Student Center, Sabtu (31/03/2018). Pada diskusi siang tadi, dipilih film asal Negeri Ginseng Korea Selatan, A Taxi Driver (2017). A Taxi Driver menceritakan seorang supir taxi yang membantu reporter asing meliput kerusuhan di Korea Selatan pada 1980.

Anggota Angst Circle sekaligus penyelenggara acara Muhammad Liabtary menjelaskan, acara ini bertujuan untuk mempublikasikan kepada mahasiswa mengenai bahaya militerisme dengan cara yang asyik dan menarik, yakni dengan memilih film Korea sebagai bahan diskusi. “Kita tahu, di UIN Bandung banyak mahasiswa yang suka menonton drama Korea, jadi kita memilih film Korea yang banyak peminatnya namun disajikan secara asyik nan bermakna,” jelasnya.

Lebih lanjut, Liabtary mengungkapkan setelah munculnya Undang-Undang (UU) MD3 membuat kita sulit mengkritik pemerintah dan sangat menutup ruang demokrasi di indonesia. Hal demikian harusnya dirasakan mahasiswa untuk lebih peka terhadap sekitar karena permasalahan bukan hanya terjadi pada pemerintahan, namun juga birokrasi kampus. Film A Taxi Driver juga mengingatkan dirinya tentang peristiwa kerusuhan 1998 di Semanggi. Saat itu, mahasiswa ditutup ruang demokrasinya oleh pemerintah. Mirisnya, sekarang birokrasi kampus turut menutup ruang demokrasi.

Salah seorang peserta diskusi Nia, menyampaikan tanggapannya terhadap peran militer dalam film tersebut. Selama ini, ia beranggapan militer selalu baik sebagaimana dilihatnya di televisi. “Filmnya keren, ternyata militer juga ada sisi buruknya. Setelah menonton film ini saya berubah pikiran, pahlawan sebenarnya yakni reporter atau jurnalis.” pungkasnya.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments