JURNALPOSMEDIA.COM – Departemen Dalam Negeri Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Dema FDK) UIN Bandung menyelenggarakan kegiatan seminar secara daring (webinar) dengan tema “Internalisasi Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda Dalam Menjawab Peluang dan Tantangan di Era New Normal”. Kegiatan ini digelar secara terbuka untuk umum melalui aplikasi Zoom pada Senin (10/08/2020).
Empat pemateri turut dilibatkan dengan masing-masing materinya yang berbeda. Mulai dari Oman Fathurrahman selaku Staf Ahli Menteri Agama RI Kabinet Indonesia Kerja dengan materi “Konsepsi Dasar Pemikiran Moderasi Beragama”. Lalu, Beni Pramula selaku Presiden Pemuda Asia Afrika dengan materi “Implementasi Kepemimpinan Pemuda di Era New Normal dalam Pemikiran Moderasi Beragama”.
Kemudian Dudi Imanuddin Efendi selaku perwakilan dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung dengan materi “New Normal dalam Sudut Pandang Moderasi Beragama”. Terakhir, Neng Hannah selaku Ketua Jurusan Akidah & Filsafat Islam UIN Bandung dengan materi “Budaya Masyarakat dan Pemikiran Moderasi Beragama”.
“Moderasi beragama populer dibincangkan sehingga memerlukan support system dari masyarakat terutama mahasiswa. Prinsip toleransi merupakan salah satu prinsip dasar sebagai bangsa yang satu, berintegrasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan,” ujar Ketua Umum Dema-FDK, M. Faizal Nailusidqi dalam sambutannya.
Senada dengan Faizal, Oman Fathurrahman sebagai salah satu pemateri menegaskan bahwa orang-orang yang mengatasnamakan agama dan merusak kesepakatan bersama justru tidak dikatakan moderat dan berbanding jauh dengan definisi moderasi beragama.
“Esensi agama itu nilai kemanusiaan, orang dikatakan moderat atau tidak dilihat jika ia tidak melanggar public order atau kemaslahatan publik. Misalnya dia beragama ingin solat tapi solatnya dilakukan di tengah jalan tol sehingga menganggu kepentingan publik, ini jelas tidak moderat. Selain itu penting juga adanya toleransi,” tuturnya.
Nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi tersebut, oleh Beni Pramula dinyatakan bisa didapatkan dari segi moral dan akhlak. Ia mengatakan bahwa beragama dapat dijalankan dengan baik dan benar tanpa sikap ekstrimisme atau tindakan yang melampaui batas atau berlebihan.
“Jangan hanya belajar dari ilmu pengetahuan, Google bisa lebih jago dari kita. Tapi belajar juga dari moral dan akhlak,” pungkas Beni.