JURNALPOSMEDIA — Kenaikan harga minyak goreng yang dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat berdampak pada penjualan gorengan. Hal tersebut memaksa penjual untuk menaikkan harga agar tidak rugi meskipun pendapatan menjadi lebih sedikit.
Salah satu pedagang gorengan di Bandar Lampung, Aryanti, mengeluhkan tentang kurangnya pendapatan yang diraupnya karena sepi pembeli sejak harga gorengannya ia naikkan.
“Kalo dibandingin dengan tahun lalu, tahun ini peminatnya berkurang. Ya, mungkin mereka juga mikir lagi kalau mau beli. Pembeli juga maunya yang murah,” ungkapnya saat ditemui di Jl Dokter Susilo Bandar Lampung, Selasa (19/4/2022).
Kendati demikian, Aryanti juga menginginkan menjual dengan harga yang normal, tetapi tidak memungkinkan karena harga minyak goreng yang masih sangat tinggi. Aryanti yang kesehariannya menjual nasi uduk merasa kenaikan harga bahan pokok tersebut membuatnya sakit kepala.
“Sebetulnya jual gorengan bulan puasa aja. Keseharian saya jual nasi uduk. Sakit kepala juga pas awal-awal harga naik, apalagi harus bagi duit yang sedikit,” keluhnya.
Sebagai penjual sekaligus ibu rumah tangga, Aryanti berharap agar harga kebutuhan bahan pokok dapat kembali normal. “Ya mau diapain, sekarang cuma bisa sabar aja. Harapannya sih semoga kedepannya harga dinormalin aja, bisa balik kaya dulu-dulu lagi,” ungkapnya.
Tidak hanya penjual yang merasakan pusingnya kepala menghadapi kenaikan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya, tetapi juga pembeli.
Buktinya, salah satu pembeli bernama Asni mengaku pusing kepala karena kenaikkan harga minyak membuat harga gorengan yang disukainya ikut naik.
“Pening kepala saya kalo harga minyak enggak turun-turun, apalagi di bulan puasa karena selera kita, ya, emang di gorengan,” ujarnya.
Meskipun begitu, Asni mengaku tetap membeli gorengan karena merasa butuh dan memang menyukainya. Menurutnya, gorengan menjadi santapan utama ketika berbuka puasa.
“Beli gorengan di bulan puasa ini udah jadi kebutuhan karena selera kita suka yang gurih-gurih. Harapan saya juga semoga semua harga yang naik bisa turun, terutama minyak,” tutupnya.