
JURNALPOSMEDIA.COM—Maraknya radikalisme mengatasnamakan Islam yang disebar melalui media massa maupun media sosial sangat mengkhawatirkan. Imbasnya, citra Islam menjadi negatif di mata publik khususnya generasi muda karena perbuatan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.
“Media sosial dan media massa menjadi faktor yang mempengaruhi sikap dan pandangan tentang keyakinan agama.” Hal ini disampaikan oleh Koordinator HAM dan Demokrasi International Forum Indonesia Development (INFID) Mugiyanto dalam Diskusi Publik ‘Sosialisasi Hasil Survei Persepsi Orang Muda dan Pemertaan Internet Sosial Media Tentang Radikalisme dan Ekstrimisme di Indonesia’ yang berlangsung di Aula Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung, Kamis (02/03/2017).
Mugiyanto mengatakan bahwa nilai-nilai keagamaan yang tumbuh dikalangan generasi muda harus ditanamkan sedini mungkin. “Karena jika kurang pembinaan agama sedari kecil, ada kemungkinan ia bisa mengikuti aliran-aliran sesat,” tambahnya.
Senada dengan Mugiyanto, Dewan Pembina Gusdurian Allysa Wahid menilai kebebasan informasi yang terjadi saat ini sebagai salah satu faktor pemicu radikalisme. “Dengan bebasnya akses informasi, berarti bebas pula arus pemikiran.” Tutup Wahid.