Wed, 9 October 2024

Kenali Gejala Inner Child dan Cara Mengatasinya

Reporter: Siti Suaidah | Redaktur: M. Rizky Pratama | Dibaca 533 kali

Sat, 26 February 2022
INNER CHILD
Sumber foto: Pinterest

JURNALPOSMEDIA.COM – Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah psikologi mengenai kesehatan mental, yakni inner child. Banyak pendapat yang berasumsi bahwa inner child dapat mempengaruhi terbentuknya sifat dan watak seseorang, lho. Lalu, apa itu inner child dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya.

Apa Itu Inner Child?

Mengutip dari heIlosehat.com, sifat inner child merupakan aspek kekanak-kanakan yang mungkin menjadi bagian pada setiap orang. Akan tetapi, setiap individu tentu memiliki inner child yang berbeda. Perlu diketahui, sifat tersebut terbentuk berdasarkan dari pengalaman kita saat masih anak-anak atau tepatnya sebelum masa pubertas.

Inner child adalah sifat dari masa kecil yang mempengaruhi perilaku dan pola pikir kita ketika dewasa. Itu artinya, sekumpulan pengalaman kita pada masa anak-anak dapat berakibat baik maupun buruk di kemudian hari.

Apabila seseorang mendapat pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil tentu akan menimbulkan gejala inner child yang terluka.  Berikut beberapa cirinya:

  1. Tidak bisa mengontrol emosi
  2. Mudah merasa bersalah
  3. Selalu bergantung pada orang lain
  4. Selalu mengkritik diri sendiri
  5. Sangat mudah merasa takut
  6. Sulit untuk mempercayai orang lain
  7. Malu dengan bentuk tubuh sendiri

Lalu, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Pasalnya, seseorang tidak bisa menyembuhkan luka dari inner child. Pengalaman buruk yang terbentuk pada masa kecil telah menjadi suatu bagian pada dirinya. kemudian, bagaimana cara mengatasinya?

Melansir dari klikdokter.com, menurut salah satu psikolog Indonesia, Ikhsan Bella Persada menyimpulkan bahwa ada tiga cara menyikapi inner child yang terluka. Berikut tiga cara tersebut:

  1. Temukan dan salurkan emosi

Saat kita sedang memendam emosi, cobalah temukan penyebabnya. Ketika kita sudah mengetahui dan menyadari hal tersebut berasal dari pengalaman buruk masa kecil, terima hal itu. Kemudian salurkan emosi tersebut dengan hal yang positif, seperti mediasi atau menulis apa saja tentang perasaan kita.

  1. Kenali kebutuhan-kebutuhan batin yang belum terpenuhi

Jika kita merasakan kebutuhan-kebutuhan batin belum terpenuhi maka jangan ragu untuk pergi ke psikolog. Contohnya, mengakui bahwa dulu tidak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya dari orang-orang terdekat. Dengan demikian, psikolog akan menganjurkan beberapa tips atau terapi untuk kita lakukan.

  1. Memerhatikan diri dengan self-care

Self-care atau perawatan diri bisa dilakukan dengan cara apa saja. Kita bisa melakukan hal yang sederhana seperti mengatakan kata-kata penenang kepada diri sendiri. Kemudian, bisa juga dengan terus menerapkan anggapan bahwa kita itu berharga dan istimewa.

Sejatinya, pengalaman buruk di masa lalu bisa menjadi pembelajaran di masa depan tergantung bagaimana kita menyikapinya. Cobalah menerima apa yang ada dalam diri dan berdamai dengan segala sesuatunya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments