Wed, 9 October 2024

Kelas Jurnalistik LPM Jurnalposmedia, Joko: Jurnalis bukan Pekerja Tulis

Reporter: Ilham Permana dan Sulton Maulana | Redaktur: Sopiyani Solihah | Dibaca 371 kali

Sun, 12 November 2023
Kegiatan Kelas Jurnalistik yang diselenggarakan oleh LPM Jurnalposmedia di Gedung Aula FDK pada, Sabtu (11/11/2023) (Foto: Sulton Maulana/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA- Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Jurnalposmedia UIN Bandung menggelar kelas jurnalistik dengan menghadirkan Pemimpin Redaksi Bandung Bergerak, Tri Joko Heriadi menjadi pemateri sekaligus pemantik diskusi. Bertemakan “Depth-Reporting: Berani Mengusut Isu Kampus” kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) pada Sabtu (11/11/2023).

Pemimpin Umum Jurnalposmedia, Tegar Setiadi mengungkapkan tema tersebut sesuai dengan kebutuhan LPM yang sering kali belum punya keberanian untuk menuntaskan isu-isu kampus.

“Alasannya tentang keperluan kita sebagai LPM masih belum punya keberanian untuk menuntaskan kasus di kampus karena kurang berani. Jadi kepentingannya itu sendiri supaya bisa menimbulkan keberanian para reporter khususnya Jurnalposmedia,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Sabtu (11/11/2023).

Meskipun demikian, Tegar menjelaskan kegiatan tersebut tidak hanya ditujukan untuk anggota LPM Jurnalposmedia saja tetapi dibuka untuk umum tanpa biaya. Hal tersebut bertujuan untuk mewadahi bakat dan minat mahasiswa di luar Jurusan Jurnalistik pada dunia kejurnalistikan.

“Kelas jurnalistik ini terbuka untuk umum. Jadi yang awalnya kita mau ngadain kelas jurnalistik ini tuh khusus untuk internal di jurnalistik dan Jurnalposmedia tapi kali ini kita membuka untuk umum karena ternyata diluar sana pun ada yang punya ketertarikan tersendiri pada dunia kejurnalistikan,” jawabnya.

Lebih lanjut, kegiatan tersebut merupakan program kerja dari Divisi Penelitian dan Pengembangan LPM Jurnalposmedia.  Kegiatan tersebut disambut antusias oleh mahasiswa dengan total peserta yang hadir sebanyak 56 peserta.

Narasumber sekaligus Pimpinan Redaksi Bandung Bergerak, Tri Joko Her Heriadi menceritakan rasa kegembiraannya mengenai antusias peserta kelas jurnalistik. Hal itu tergambar dari peserta yang berdiskusi satu sama lain.

“Temen-temen diliat sangat antusias, sangat terlihat menyenangkan mengikuti pelatihan dengan sangat baik, juga melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang menurut saya baik juga. Semoga lain waktu bisa ngobrol lagi,” ungkapnya.

Dalam pematerian, Joko menjelaskan dasar dan prinsip dari kerja jurnalistik secara garis besar. Menurutnya, jurnalistik bukan pekerjaan yang mengandalkan tulisan seperti yang kebanyakan orang katakan. Kerja jurnalistik adalah kerja yang membutuhkan keuletan dan ketekunan yang membutuhkan kesiapan untuk eksplor ke hal baru.

“Jurnalis itu bukan kerja nulis melainkan kerja kaki. Butuh keuletan dan ketekunan karena mencari data kita harus langsung observasi dan bertemu narasumber. Tidak berhenti sampai disana ketika verifikasi kita harus siap kelapangan juga,” jelasnya.

Lebih lanjut sesuai tema Joko memberikan arahan dan tips mengenai cara yang harus dilakukan untuk melakukan depth reporting. Depth-reporting akan bisa dilakukan ketika kita sudah menemukan pola peliputan yang jelas. Pola tersebut akan didapatkan ketika seorang jurnalis observasi kelapangan dan mewawancarai orang-orang yang berada di sekitar lokasi.

Dept-Reporting bisa kalian lakukan ketika turun kelapangan. Setelah di lapangan kadang hal random yang kita temukan bisa jadi dept-reporting asal kita menemukan polanya dengan ngobrol dengan orang di sekitar,” tambahnya.

Joko berhadap dengan penyelenggaraan  kelas jurnalistik depth-reporting bisa menjadi stimulus untuk jurnalis kampus. Menurutnya, Pers Mahasiswa harus ada diposisi yang kritis untuk kebijakan-kebijakan kampus dan tidak boleh melenceng dan merugikan komunitas mahasiswa.

“Bagus ya karena temanya berani juga gitu ya, mengusut isu kampus, menurutku itu tugas Persma ya. Maksud saya Persma itu kan bukan humas, jadi Persma bagaimanapun harus ada diposisi kritis untuk kebijakan-kebijakan kampus, harus berani menyuarakan kalo ada yang melenceng atau merugikan komunitas mahasiswa, ada yang tidak tepat, ada yang melanggar aturan, Persma memang harus bersuara dan Persma mengambil peran itu,” tutupnya.

Salah satu peserta yang juga mahasiswa Hukum Pidana Islam, Shibghoh Kuncoro Putra, membagikan alasan mengikuti kegiatan dan kesan yang didapatkan setelah mengikuti kelas jurnalistik tersebut.

“karena saya tertarik dengan bidang jurnalistik, karena itu saya mengikuti acara ini untuk memperkaya wawasan saya tentang kejurnalistikan. Selain itu, pemateriannya menarik banget saya yang awalnya hanya berpikir jurnalis itu hanya memberikan berita ternyata tidak begitu ada hal-hal lainnya yang jurnalis perhatikan dan lakukan,” jelasnya.

Terakhir ia memberikan harapan untuk pelaksaan kelas jurnalistik selanjutnya agar bisa lebih menarik.

“Saya harap lebih menarik lagi, lebih asik, pokonya harus makin oke agar kita bisa meng-uprade diri lebih baik lagi,” pungkasnya

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments