JURNALPOSMEDIA.COM- Perjalanan menuju sukses tentu tidak selalu mudah. Itulah yang dirasakan Gilang Setiawan, peraih predikat Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UIN Bandung 2022.
Predikat tersebut sudah menjadi salah satu mimpi Gilang sebelum masuk perguruan tinggi. Ia tidak hanya mencoba berbagai peluang, tapi juga meregulasi diri untuk mewujudkan keinginannya dalam mengukir prestasi.
“Proses inilah yang salah satunya merupakan bagian dari regulasi diri. Menyusun regulasi untuk mencapai goals selama duduk di bangku perkuliahan, yang terdiri dari perencanaan, implementasi, monitoring, serta evaluasi,” ujarnya saat diwawancara, Jumat (11/11/22).
Gilang dikenal sebagai mahasiswa yang banyak mendulang prestasi. Bahkan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Bandung ini telah meraih empat pencapaian di tingkat internasional.
Dikutip dari laman resmi UIN Bandung, beberapa gelar yang Ia raih, antara lain:
- Delegasi Fully Funded pada M-Power International Youth Summit di Singapura dan Malaysia yang diselenggarakan oleh Yayasan Beasiswa 1000 dan Asian Youth Network dibawah support Kemenpora RI.
- Delegasi Fully Funded pada International Youth Leaders Summit (IYLS) di Korea Selatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Leads Indonesia.
- Delegasi Fully Funded pada Global Education di Turki yang diselenggarakan oleh Yayasan Global Education.
- Gold Delegation pada International Youth Exchange and Conference di Jepang yang diselenggarakan oleh Yayasan Indonesia Youth Action dan Goldnation ID.
Menurut Gilang, untuk mencapai suatu tujuan tidak cukup dengan motivasi dan harapan saja, perlu adanya kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten.
“Ketika kita bergantung pada kebiasaan, berbagai tujuan baik yang kita susun sebelumnya akan terus konsisten dilaksanakan dan dicapai sehingga menjadi sesuatu yang lebih besar. Tidak berhenti ketika kita sudah berhasil mencapainya,” tuturnya.
Mengubah Stigma Anak Desa dan Minoritas Tidak Bisa Berprestasi
Dari segi pendidikan, anak desa sering kali dinilai masih terbelakang jika dibanding dengan anak kota. Hal ini melihat fasilitas pendidikan di kota yang secara umum memang jauh lebih baik, berbeda dengan kondisi di desa.
Namun bagi Gilang, latar belakang daerah baik itu di kota maupun di desa bukan menjadi indikator mahasiswa tidak bisa menoreh prestasi. Nyatanya dengan keterbatasan yang ada, muncul anak-anak desa yang berprestasi dan memiliki semangat dalam meraih mimpinya.
“Saya sendiri berasal dari keluarga yang sederhana dari skala materi atau keuangan, namun kembali lagi bahwa bagaimana setiap mahasiswa mampu membangun kapasitas dan kapabilitas dirinya dan menjadikan setiap keterbatasan justru menjadi peluang penting untuk mengembangkan berbagai hal dalam mencapai berbagai prestasi yang luar biasa,” ungkapnya.
Tidak cukup sampai di situ, Gilang juga ingin mewujudkan mimpinya yaitu student exchange ke luar negeri. Berbagai upaya Ia lakukan, termasuk memanfaatkan portofolio prestasi untuk pengajuan proposal ke berbagai instansi agar mendapat pembiayaan yang bermanfaat baginya.
Lebih lanjut, Gilang berpesan bahwa setiap dari kita bisa menjadi yang terbaik menurut diri kita masing-masing. Adanya potensi yang beragam, maka tugas kita adalah bagaimana bisa bersyukur dan memaksimalkan setiap kemampuan yang diberikan.
“Kita bisa menjadi terbaik versi kita masing-masing dan yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengetahui diri sendiri dan mengenal lebih jauh tentang bagaimana kekurangan dan kelebihan kita, serta apa yang kita butuhkan,” pungkasnya.
Reporter: Dede Nulhakim
Redaktur: Siti Barkah