Sun, 5 May 2024

Cegah Difteri, UIN Bandung Adakan Vaksinasi

Reporter: Cikal, Neng | Redaktur: Lisna | Dibaca 167 kali

Wed, 14 March 2018
Petugas menyuntikan vaksin Tetanus Difteri (TD) kepada mahasiswi UIN Bandung, di Gedung Student Center Lantai 1, Rabu (14/03/2018). Vaksinasi ini di peruntukkan bagi mahasiswa usia 19 tahun kebawah sebagai pencegahan dari penyakit kejadian luar biasa (KLB) difteri. (Jurnalposmedia/Neng Nurjanah)

JURNALPOSMEDIA.COM—  UIN difteri merupakan program dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pusat untuk penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri. Pencegahan penyakit difteri dapat dilakukan dengan cara penyuntikan atau imunisasi vaksin Tetanus Difteri (TD) kepada mahasiswa UIN Bandung yang berlangsung di Gedung Student Center, Rabu (14/03/2018).

Pembagian penyuntikan vaksin pada kampus satu UIN Bandung diberikan oleh Puskesmas Cipadung, sementara untuk kampus dua oleh Puskesmas Cempaka Arum. Pemberian vaksin hanya dikhususkan untuk mahasiswa usia 19 tahun kebawah, yang berlangsung selama tiga hari dari mulai tanggal 12-15 Maret 2018.

Penanggung jawab Outbreak Response Imunization (ORI) difteri UIN, Henifah mengatakan jumlah target pelaksanaan vaksin difteri ini sekitar 3800 mahasiswa, namun antusias mahasiswa sampai saat ini belum mencapai target tersebut. “Seharusnya mahasiswa lebih sadar akan kesehatannya, karena vaksinasi ini sangat penting dan juga sudah dibiayai oleh pemerintah, jadi tinggal datang saja, kesampingkan terlebih dahulu rasa takut disuntiknya”, ujarnya.

Lebih lanjut Henifah memaparkan, vaksinasi difteri ini terdapat tiga putaran, yaitu jedanya 0, 1, 6. Maksudnya adalah setelah imunisasi difteri maka akan diimunisasi lagi setelah satu bulan dan enam bulan kemudian. Masing-masing pemberian vaksin berbeda, untuk usia 5 tahun kebawah vaksinnya adalah DPT Hib nomor 1, sedangkan untuk 5-7 tahun vaksin nomor 2 DT.

Proses penularan virus difteri begitu cepat, mulai dari melalui udara, air ludah, dan bersin. Masa inkubasinyaanya bahkan hanya dalam satu minggu virus langsung menyerang saluran pernafasan, sehingga mengakibatkan penderita langsung sesak.

Salah seorang peserta Revi Andriana, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa terlebih mahasiswa yang masih kurang memperhatikan kesehatannya. “Dengan adanya kegiatan ini, jadi mengingatkan saya bahwa kesehatan itu penting, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati.” tutupnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments