Sun, 8 September 2024

Akbar Rudiansyah : Pengedar Miras Pantas Dihukum Mati

Reporter: Mila Nur Azizah/Kontributor | Redaktur: Reta Amaliyah Shafitri | Dibaca 221 kali

Tue, 17 April 2018
Perwakilan aksi sekaligus Koordinator Lapangan unjuk rasa Pelajar Islam Indonesia (PII) Akbar Rudiansyah ketika menyampaikan orasinya. (Mila Nur Azizah/Kontributor)

JURNALPOSMEDIA.COM—Menyoal tewasnya puluhan korban akibat minuman keras (miras) oplosan di Cicalengka, diperlukan usaha optimal untuk mengehentikan laju peredaran miras itu sendiri. Mengingat beberapa korban masih berstatus pelajar, seharusnya institusi pendidikan bertanggung jawab dan ‘memanusiakan manusia’ dengan selayaknya, bukan lantas bertindak acuh.

Salah seorang perwakilan aksi unjuk rasa Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Bandung sekaligus Koordinator Lapangan (Korlap) Akbar Rudiansyah menyampaikan, pelajar tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Bagaimanapun, pelajar menjadi korban dan ia merupakan bagian dari produksi generasi dunia.

“Untuk pengedar sendiri, ia pantas dihukum mati karena tindakannya benar-benar merusak potensi dan moral pelajar. Berhubung pembicaraan tentang miras sangat kompleks, jika moral sudah rusak maka hendak dibawa kemana peradaban saat ini,” tuturnya usai aksi berlangsung, Selasa (17/04/2018).

Melihat ada korban pelajar, menjadi titik fokus PII Kabupaten Bandung untuk meminta dan menekankan kepada pihak sekolah agar tidak memutuskan drop out bagi siswa yang terlibat konsumsi minuman keras. Jika demikian, dikhawatirkan berdampak langsung kepada psikologis, di mana siswa terkait akan merasa malu untuk bergaul dan seolah diasingkan masyarakat.

Lebih lanjut, Akbar mengujarkan bahwa drop out bukan solusi yang efektif. Jika tidak ada sikap tegas dari pihak Kecamatan Cicalengka, maka gerakan-gerakan kebudayaan seperti Karang Taruna yang akan menindak secara langsung.  “Jika minuman keras memang merusak generasi, seharusnya Pemerintah Kecamatan Cicalengka memberi jaminan dan mengajak masyarakat maupun pelajar untuk terus melakukan kajian diskusi sehingga peka terhadap isu di sekitar. Output nya, dapat membuat sebuah aksi,” ujar Akbar.

Terlepas dari hal tersebut, aksi unjuk rasa diharapkan menjadi langkah awal pelajar untuk bersama-sama beraliansi dan melakukan revolusi moral. Selain itu, sebagai upaya menyatukan pelajar untuk peduli dan turut memberantas minuman keras di Cicalengka.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments