JURNALPOSMEDIA.COM-Masyarakat di berbagai belahan dunia tengah dilanda kepanikan akibat pandemi COVID-19. Virus yang membuat belasan ribu nyawa manusia melayang itu, menjadi topik terhangat yang diperbincangkan sejak Desember 2019 hingga saat ini.
Saling mencerca dan menyalahkan, malah justru melelahkan dan tak berkesudahan. Lalu, pernahkah kita berfikir di balik huru-haranya peristiwa ini ada hikmah yang bisa kita petik. Mari kita tengok, hal-hal baik yang tercipta di tengah “Corona”.
1. Sadar pentingnya rajin mencuci tangan
Rajin mencuci tangan adalah imbauan yang sering kita dengar untuk mencegah virus Corona. Mengingat, virus itu menular lewat droplet atau cairan tubuh yang keluar saat bersin atau batuk. Kita perlu berhati-hati, karena orang-orang seringkali menutupi batuk atau bersin dengan tangannya.
Risiko penularan lewat media tangan pun dapat terjadi, contohnya saat kita berjabat tangan dengan orang yang menutupi batuk dengan tangannya. Ataupun, bisa jadi kita yang secara tidak sadar menyentuh objek yang telah terpapar virus Corona.
Dikutip dari Alodokter, cuci tangan secara teratur dibiasakan setelah melakukan berbagai aktivitas. Terutama sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, setelah meyentuh hewan, membuang sampah, pun setelah batuk dan bersin.
Seorang Pakar Penyakit Menular di University of Cincinnati College of Medicine, Dr. Carl Fichtenbaum mengingatkan pentingnya kebiasaan rajin mencuci tangan. “Yang paling penting adalah mencuci tangan setidaknya 20 detik, karena yang bekerja (membersihkan virus dari tangan) adalah kombinasi sabun dan disrupsi mekanik (gerakan tangan),” ujarnya, seperti ditulis Kompas.
2. Peduli terhadap kesehatan tubuh
Walau dampak virus Corona membuat banyak orang panik dan ketar-ketir, hal tersebut juga membuat kita makin peduli akan kesehatan tubuh. Alodokter memaparkan bahwa daya tahan tubuh bisa ditingkatkan melalui konsumsi makanan sehat. Sayuran, buah-buahan, makanan berprotein seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak, adalah contohnya.
Walau sedang dalam masa bekerja atau belajar di rumah, jangan lupa untuk rutin berolahraga dan tidur yang cukup. Selain itu, perbanyak minum air putih dan konsumsi suplemen tambahan bila perlu. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol pun, dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Menaruh perhatian terhadap kesehatan mental
Menjaga kesehatan mental sangat penting di tengah pandemi COVID-19. Rasa cemas, bingung, dan panik bisa saja dipengaruhi oleh maraknya pemberitaan yang masih simpang siur terkait pandemi ini. Nicky Lidbetter, dari Lembaga Amal Anxiety UK, menjelaskan tentang ciri-ciri gangguan kecemasan di antaranya disebabkan oleh ketidakberdayaan dan kegagalan untuk menoleransi ketidakpastian.
Dirangkum dari laman detik, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental. Pertama, batasi konsumsi berita dan selektif terhadap bacaan. Kedua, istirahat dari media sosial dan cobalah untuk menutup sumber kecemasan. Ketiga, hindari merasa kelelahan. Berhenti sejenak dari aktivitas, dan jangan mengkhawatirkan hal-hal yang belum terwujud, percaya semuanya akan berlalu.
4. Bahu-membahu melawan musuh bersama
Hadirnya bencana menjadi salah satu pemantik jiwa kemanusiaan kita untuk saling membantu. Orang-orang bersatu untuk melakukan aksi solidaritas tanpa melihat suku, ras, gender, bahkan agama. Banyak tokoh ternama telah mengulurkan bantuannya untuk korban Corona. Salah satunya pesepak bola terbaik dunia, Cristiano Ronaldo dan agennya, Jorges Mendes.
Dikutip dari Mirror, Ronaldo beserta agennya menyumbang 1 juta euro atau setara dengan Rp 17,5 miliar untuk mendanai tiga unit perawatan intensif di rumah sakit Portugal. Saat ini, banyak negara yang melakukan kerja sama global untuk melawan musuh bersama, ya, Corona.
Dikabarkan dalam detik, Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, dan perusahaan Jerman, BioNTech segera bekerjasama untuk mengembangkan vaksin yang potensial mencegah COVID-19. Tempo juga memberitakan tentang pemerintah Cina dan Rusia yang juga berupaya menciptakan vaksin virus Corona.
5. Kualitas udara membaik
Berdasarkan catatan Kompas, kualitas udara Jakarta biasanya masuk dalam kategori tidak sehat dengan indeks kualitas udara di atas 155. Sementara itu, pada Kamis (26/3/2020) pagi, kualitas udara DKI masuk dalam kategori sedang. Hal itu didasarkan pada situs Air Quality Index (AQI), yang menunjukkan pukul 08.00 pagi kualitas udara menyentuh 82. Pada sore hari yakni pukul 15.30, kualitas udara berada pada angka 62 dengan PM 2.5 sebesar 17,5 mg/m3.
Kebijakan Social Distancing hingga Lockdown, juga mempengaruhi kualitas udara di Italia. Mengutip dari Harapan Rakyat, Badan Antariksa Eropa mengungkapkan bahwa penerapan kebijakan tersebut mengurangi emisi CO2, yang diproduksi oleh kendaraan bermotor, pabrik, serta pembangkit listrik.
Warga Italia menyambut baik kabar tersebut dan memilih untuk tetap berada di rumah. Kegiatan produksi pabrik pun dihentikan sementara, seperti halnya produsen rem di Italia, yaitu Brembo.