JURNALPOSMEDIA.COM – Mahasiswa yang hidup di tanah perantauan tentu memiliki tantangan hidup yang lebih besar. Tak jarang, untuk mahasiswa yang baru mencoba hidup di tanah perantauan, bayangan kenikmatan saat bersama dengan orang tua masih kita rasakan. Jauh dari jangkauan orang tua, secara konstan dapat melatih mental kita untuk mandiri.
Selain itu, keadaan mendorong batin untuk ekstra belajar mengatur sirkulasi keuangan agar dapat mencukupi seluruh keperluan hidup selama tinggal di tanah perantauan. Sama halnya dalam mengatur uang untuk bayar indekos, uang makan, biaya tak terduga, uang belajar, ataupun kebutuhan lainnya.
Mahasiswa STAI Madinnatul Ilmi Depok, Shadiq Assegaf membagikan lima tips mengelola keuangan ala anak rantau kepada Jurnalposmedia. Ia merupakan anak rantau asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Simak penjelasan berikut ini.
1. Dahulukan Kebutuhan daripada Keinginan
Shadiq menjelaskan, kebutuhan merupakan indikator terpenting yang harus kita dahulukan. Karena, apa yang menjadi keinginan belum tentu kita butuhkan sekarang. Tanpa sadar, apa yang menjadi kebutuhan, sebenarnya merupakan keinginan kita yang tertunda.
“Dengan mendahulukan kebutuhan, kita tidak akan merasa kelimpungan dalam mengelola keuangan kita,” ungkapnya.
2. Bekerja Sampingan
Bekerja sampingan jelas mampu menambah pemasukan. Tentu, hasil dari bekerja sampingan dapat dipakai untuk menabung sebagai investasi jangka panjang dan dapat berguna nantinya.
Banyak pilihan pekerjaan sampingan bagi mahasiswa. Bisa magang di berbagai perusahaan yang diminati, menjual produk melalui e-commerce, menjadi pekerja lepas, dan lainnya. Semua bisa kita cari dengan bagaimana kita bisa melihat peluang yang ada.
3. Membuat Pencatatan
Membuat pencatatan bertujuan untuk mengetahui sirkulasi keluar masuknya uang yang kita gunakan. Kita bisa membuat perkiraan besaran uang yang akan keluar sesuai dengan kebutuhan dengan pencatatan keuangan.
Hal tersebut juga dapat menjadi acuan untuk lebih selektif mengeluarkan uang yang dimiliki, “Saya selalu mencatat barang apa saja yang saya beli,” jelas Shadiq.
4. Masak Makanan Sendiri
Memasak makanan memang menjadi hal yang sedikit sulit bagi anak rantau yang hidup di kosan. Meski begitu, dengan memanfaatkan bahan yang ada, kita tetap bisa berkreasi dengan olahan makanan.
Tentu, memasak terhitung lebih hemat daripada selalu membeli makanan siap santap. Kita bisa merencakan setiap seminggu atau sebulan sekali untuk membeli bahan makanan sehari-hari.
5. Belajar Mandiri
Sebagai perantau, kita seolah menerima segala tantangan yang datang menerpa. Terutama masalah keuangan akan selalu menghantui jika tidak pandai mengelolanya. Penanaman sikap mandiri dengan fondasi mental yang kuat, menjadikan diri memiliki sikap teguh pada prinsip utama.
“Sebagai orang Mandar yang nenek moyang kami ini seorang pelaut, menjadikan merantau ke daerah orang itu hal yang perlu dilakukan anak muda desa kami. Jadi jangan manja dan tetap konsisten pada prinsip utama,” pungkasnya.